Share about Pharmacist and Life

Tampilkan postingan dengan label jalan-jalan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label jalan-jalan. Tampilkan semua postingan

Selasa, 04 Juli 2023

Perjalanan Ke Gunung Kerinci

Gunung Kerinci adalah gunung tertinggi di Sumatera dan salah satu gunung berapi aktif di Indonesia. Saya selalu ingin mendaki gunung ini sejak kecil, dan akhirnya kesempatan itu datang pada bulan Juni 2023. Saya bersama tiga teman saya, Rian, Dita, dan Fajar, memutuskan untuk mengambil tantangan ini dan merencanakan perjalanan selama lima hari empat malam.

Hari Pertama: Berangkat dari Jakarta ke Padang

Kami berangkat dari Jakarta pada pagi hari menggunakan pesawat terbang. Setelah tiba di Bandara Internasional Minangkabau, kami langsung menuju terminal bus untuk mencari transportasi ke Kerinci. Kami memilih bus karena lebih murah dan lebih nyaman daripada mobil pribadi atau travel. Bus berangkat setiap jam dan membutuhkan waktu sekitar 8 jam untuk sampai ke Kerinci.

Perjalanan dengan bus cukup menyenangkan karena kami bisa melihat pemandangan indah di sepanjang jalan. Kami melewati kota-kota seperti Bukittinggi, Payakumbuh, dan Solok. Kami juga melihat danau Singkarak, lembah Harau, dan sawah-sawah hijau. Kami sempat berhenti beberapa kali untuk makan, minum, atau ke toilet.

Kami tiba di Kerinci pada malam hari dan langsung mencari penginapan. Kami memilih homestay yang dekat dengan pintu masuk Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS). Homestay ini cukup sederhana tapi bersih dan nyaman. Kami disambut oleh pemiliknya yang ramah dan informatif. Dia memberi kami tips dan trik untuk mendaki gunung Kerinci besok.

Hari Kedua: Mulai Mendaki Gunung Kerinci

Kami bangun pagi-pagi dan sarapan di homestay. Setelah itu, kami mengecek perlengkapan kami dan memastikan semuanya siap. Kami membawa tenda, sleeping bag, matras, kompor, makanan, air minum, obat-obatan, pakaian hangat, senter, kamera, dan barang-barang penting lainnya. Kami juga membayar biaya masuk TNKS dan menyewa seorang pemandu lokal yang bernama Pak Udin.

Pak Udin adalah orang yang berpengalaman dan tahu banyak tentang gunung Kerinci. Dia mengajari kami cara mendaki dengan aman dan efisien. Dia juga bercerita tentang sejarah, geologi, flora, fauna, dan budaya gunung Kerinci. Dia sangat ramah dan humoris.

Kami mulai mendaki sekitar pukul 9 pagi dari pos pertama yang berada di ketinggian 1.600 meter di atas permukaan laut (mdpl). Jalur pendakian cukup landai dan mudah di awal. Kami melewati hutan tropis yang lebat dan sejuk. Kami melihat banyak pohon besar, bunga-bunga liar, burung-burung berwarna-warni, kupu-kupu raksasa, dan monyet-monyet lucu.

Setelah sekitar 3 jam berjalan, kami sampai di pos kedua yang berada di ketinggian 2.400 mdpl. Di sini kami istirahat sejenak dan makan siang. Kami juga mengisi ulang botol air minum kami dari sumber air yang ada di dekat pos. Kami menikmati pemandangan yang indah dari sini. Kami bisa melihat lembah-lembah hijau, bukit-bukit berundak, dan desa-desa kecil.

Setelah istirahat sekitar satu jam, kami melanjutkan perjalanan ke pos ketiga yang berada di ketinggian 3.000 mdpl. Jalur pendakian mulai menanjak dan sulit di sini. Kami harus melewati tanjakan-tanjakan curam, bebatuan licin, akar-akar besar, dan tanah berlumpur. Kami juga harus berhati-hati dengan cuaca yang bisa berubah-ubah dengan cepat.

Kami sampai di pos ketiga sekitar pukul 4 sore. Di sini kami memutuskan untuk mendirikan tenda dan bermalam. Kami memilih tempat yang rata dan luas untuk mendirikan tenda. Kami juga membuat api unggun untuk menghangatkan tubuh dan memasak makan malam. Kami makan mie instan, roti, dan telur rebus yang kami bawa dari bawah. Kami juga minum teh hangat dan kopi.

Setelah makan malam, kami bercengkerama di sekitar api unggun. Kami bercerita tentang pengalaman-pengalaman kami, mimpi-mimpi kami, dan hal-hal lucu yang terjadi di sepanjang perjalanan. Kami juga menyanyikan lagu-lagu yang kami suka. Kami merasa senang dan bersyukur bisa berada di sini.

Sebelum tidur, kami melihat langit yang penuh dengan bintang-bintang. Kami melihat rasi bintang seperti Orion, Scorpio, dan Cassiopeia. Kami juga melihat planet-planet seperti Venus, Mars, dan Jupiter. Kami bahkan melihat beberapa bintang jatuh yang indah. Kami berdoa dan berharap agar perjalanan kami lancar dan selamat.

Kami tidur di dalam tenda dengan sleeping bag dan matras yang hangat. Kami merasa lelah tapi puas dengan hari ini.

Hari Ketiga: Menuju Puncak Gunung Kerinci

Kami bangun sekitar pukul 2 pagi untuk bersiap-siap menuju puncak gunung Kerinci. Kami sarapan dengan roti, selai, dan susu. Kami juga minum air hangat untuk menghilangkan rasa kantuk. Kami memakai pakaian yang tebal dan hangat karena suhu di sini sangat dingin. Kami juga membawa senter, kamera, topi, sarung tangan, masker, dan kacamata hitam.

Kami mulai mendaki sekitar pukul 3 pagi dari pos ketiga. Jalur pendakian sangat menantang di sini. Kami harus melewati padang rumput yang luas dan berangin kencang. Kami juga harus melewati pasir vulkanik yang lembut dan licin. Kami harus berjalan dengan hati-hati karena bisa tersesat atau tergelincir.

Setelah sekitar 2 jam berjalan, kami sampai di pos empat yang berada di ketinggian 3.400 mdpl. Di sini kami istirahat sebentar dan menikmati matahari terbit yang spektakuler. Kami melihat langit yang berubah warna dari gelap menjadi merah, oranye, kuning, dan biru. Kami juga melihat awan-awan yang membentuk pola-pola unik.

Setelah istirahat sekitar 15 menit, kami melanjutkan perjalanan ke pos terakhir yang berada di ketinggian 3.700 mdpl. Jalur pendakian semakin curam dan sulit di sini. Kami harus melewati batu-batu besar yang tajam dan bergerak. Kami juga harus menghadapi udara yang tipis dan dingin.

Kami sampai di pos terakhir sekitar pukul 6 pagi. Di sini kami bisa melihat puncak gunung Kerinci yang tinggi dan megah. Kami bisa melihat asap putih yang keluar dari kawahnya. Kami bisa merasakan semangat dan antusiasme kami meningkat.

Kami hanya tinggal beberapa ratus meter lagi untuk mencapai puncak gunung Kerinci yang berada di ketinggian 3.805 mdpl. Jalur pendakian terakhir ini adalah yang paling sulit tapi juga paling memuaskan. Kami harus melewati dinding-dinding batu yang curam dan licin dengan menggunakan tali dan pegangan.

Kami akhirnya sampai di puncak gunung Kerinci sekitar pukul 7 pagi. Kami merasa sangat bahagia dan bangga dengan pencapaian kami ini. Kami berpelukan dan bersorak-sorai dengan teman-teman kami. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Pak Udin yang telah membantu kami.

Kami menikmati pemandangan yang luar biasa dari puncak gunung Kerinci ini. Kami bisa melihat hamparan lautan awan di bawah kami. Kami bisa melihat gunung-gunung lain seperti Gunung Tujuh, Gunung Talang, Gunung Marapi, dan Gunung Toba. Kami juga bisa melihat danau-danau seperti Danau Kerinci, Danau Gunung Tujuh, dan Danau Ranau. Kami juga bisa melihat pulau-pulau seperti Pulau Jawa, Pulau Sumatera, dan Pulau Bengkulu.

Kami mengabadikan momen ini dengan mengambil banyak foto dan video. Kami juga menulis nama-nama kami di buku tamu yang ada di puncak. Kami juga menancapkan bendera Indonesia dan bendera kelompok kami di puncak. Kami juga berdoa dan bersyukur atas kesempatan ini.

Kami tidak bisa berlama-lama di puncak karena cuaca bisa berubah sewaktu-waktu. Kami harus turun sebelum angin kencang dan hujan datang. Kami mulai turun sekitar pukul 8 pagi dari puncak. Kami harus berhati-hati karena jalur turun lebih licin dan berbahaya daripada jalur naik.

Kami sampai kembali di pos ketiga sekitar pukul 12 siang. Di sini kami istirahat dan makan siang. Kami juga membersihkan diri dan mengganti pakaian yang basah dan kotor. Kami merasa lega dan senang telah berhasil mencapai puncak gunung Kerinci.

Setelah istirahat sekitar satu jam, kami melanjutkan turun ke pos pertama. Jalur turun lebih mudah dan cepat daripada jalur naik. Kami hanya membutuhkan waktu sekitar 4 jam untuk sampai ke pos pertama. Kami melewati hutan tropis yang sama seperti saat naik.

Kami sampai di pos pertama sekitar pukul 4 sore. Di sini kami menyerahkan peralatan yang kami pinjam dari Pak Udin. Kami juga memberikan tip dan ucapan terima kasih kepada Pak Udin yang telah menemani kami selama tiga hari ini. Pak Udin mengucapkan selamat dan sukses kepada kami.

Kami kembali ke homestay dengan menggunakan ojek yang sudah kami pesan sebelumnya. Kami tiba di homestay sekitar pukul 5 sore. Di sini kami mandi, bersih-bersih, dan beristirahat. Kami juga menghubungi keluarga dan teman-teman kami untuk memberitahu bahwa kami baik-baik saja.

Hari Keempat: Menjelajahi Kerinci

Kami bangun sekitar pukul 8 pagi dengan tubuh yang pegal-pegal tapi hati yang bahagia. Kami sarapan di homestay dengan menu nasi goreng, telur dadar, sambal, dan teh hangat. Kami juga bercerita tentang pengalaman kami kemarin dengan pemilik homestay.

Setelah sarapan, kami memutuskan untuk menjelajahi Kerinci lebih lanjut. Kami ingin melihat tempat-tempat menarik yang ada di sini. Kami menyewa sepeda motor dari homestay untuk berkeliling.

Tempat pertama yang kami kunjungi adalah Danau Kerinci. Danau ini adalah danau terbesar di Sumatera dan salah satu danau terdalam di Indonesia. Danau ini memiliki luas sekitar 4.200 hektar dan kedalaman sekitar 110 meter. Danau ini memiliki air yang jernih dan biru.

Kami menikmati keindahan dan kesegaran danau ini dengan bersepeda di sekitar pinggirannya. Kami juga menyewa perahu untuk berkeliling di atas airnya. Kami melihat banyak ikan-ikan yang berenang di bawah permukaan airnya. Kami juga melihat beberapa burung-burung langka seperti burung elang jawa, burung rangkong, dan burung pelikan.

Tempat kedua yang kami kunjungi adalah Air Terjun Telun Berasap. Air terjun ini adalah air terjun tertinggi di Sumatera dengan ketinggian sekitar 150 meter. Air terjun ini memiliki debit air yang besar dan menghasilkan kabut putih yang menyerupai asap. Air terjun ini memiliki suara yang gemuruh dan angin yang sepoi-sepoi.

Kami menikmati kecantikan dan kesejukan air terjun ini dengan berjalan kaki di sekitar dasarnya. Kami juga berfoto-foto di depan air terjun ini dengan latar belakang pegunungan. Kami merasa segar dan tenang di sini.

Tempat ketiga yang kami kunjungi adalah Desa Pelompek. Desa ini adalah desa adat yang masih mempertahankan tradisi dan budaya Kerinci. Desa ini memiliki rumah-rumah kayu yang unik dan indah. Desa ini juga memiliki kebun-kebun kopi, teh, dan rempah-rempah yang harum.

Kami menikmati kehidupan dan keramahan desa ini dengan berkunjung ke salah satu rumah penduduknya. Kami disambut dengan hangat dan diberi minuman kopi dan teh yang nikmat. Kami juga bercakap-cakap dengan pemilik rumah yang bercerita tentang sejarah, adat, dan kepercayaan desa ini. Kami juga melihat beberapa barang-barang antik dan kerajinan tangan yang ada di rumah ini.

Setelah itu, kami diajak untuk melihat proses pembuatan kopi, teh, dan rempah-rempah di kebunnya. Kami melihat cara-cara memetik, mengeringkan, menggiling, dan menyeduh bahan-bahan tersebut. Kami juga mencicipi hasil-hasilnya yang segar dan lezat.

Tempat keempat yang kami kunjungi adalah Pemandian Air Panas Semurup. Pemandian ini adalah pemandian alami yang berasal dari sumber air panas vulkanik. Pemandian ini memiliki suhu air sekitar 40-50 derajat celcius. Pemandian ini memiliki kandungan belerang yang tinggi dan dipercaya bisa menyembuhkan berbagai penyakit kulit.

Kami menikmati kesembuhan dan relaksasi pemandian ini dengan berendam di dalam kolam-kolamnya. Kami merasakan airnya yang hangat dan menyehatkan kulit kami. Kami juga merasakan otot-otot kami yang rileks dan nyaman.

Setelah puas berendam, kami kembali ke homestay dengan menggunakan sepeda motor. Kami tiba di homestay sekitar pukul 6 sore. Di sini kami mandi, makan malam, dan beristirahat.

Hari Kelima: Kembali ke Jakarta

Kami bangun sekitar pukul 7 pagi dengan perasaan sedih tapi bersyukur. Hari ini adalah hari terakhir kami di Kerinci. Kami harus kembali ke Jakarta untuk melanjutkan aktivitas kami masing-masing.

Kami sarapan di homestay dengan menu bubur ayam, gorengan, dan jeruk panas. Kami juga membereskan barang-barang kami dan mempersiapkan diri untuk berangkat.

Sebelum berangkat, kami mengucapkan terima kasih dan pamit kepada pemilik homestay yang telah menjamu kami dengan baik. Kami juga memberikan oleh-oleh berupa kaos, gantungan kunci, dan cokelat yang bertuliskan “I Love Kerinci”.

Kami kembali ke Padang dengan menggunakan bus yang sama seperti saat datang. Kami berangkat sekitar pukul 9 pagi dari terminal bus Kerinci. Kami menikmati perjalanan terakhir kami di Sumatera dengan melihat pemandangan-pemandangan yang sudah familiar bagi kami.

Kami tiba di Padang sekitar pukul 5 sore. Kami langsung menuju bandara untuk mengecek tiket pesawat kami. Pesawat kami berangkat sekitar pukul 7 malam dari Bandara Internasional Minangkabau.

Kami naik pesawat dengan perasaan haru dan bahagia. Kami telah menyelesaikan perjalanan yang luar biasa ini. Kami telah mencapai mimpi kami untuk mendaki gunung tertinggi di Sumatera. Kami telah menjelajahi tempat-tempat menarik di Kerinci. Kami telah mengenal lebih dekat budaya dan masyarakat Kerinci.

Kami juga telah mempererat persahabatan kami dengan teman-teman kami. Kami telah saling membantu, mendukung, dan menghibur selama perjalanan ini. Kami telah berbagi pengalaman, cerita, dan tawa yang tak terlupakan. Kami telah menjadi teman yang lebih baik dan lebih dekat.

Kami tiba di Jakarta sekitar pukul 9 malam. Kami turun dari pesawat dengan membawa koper, ransel, dan kenangan kami. Kami berpisah dengan teman-teman kami dengan pelukan dan ucapan sampai jumpa. Kami berjanji untuk tetap berhubungan dan merencanakan perjalanan selanjutnya.

Kami pulang ke rumah masing-masing dengan menggunakan taksi, ojek, atau kereta. Kami disambut oleh keluarga kami dengan senyum dan ciuman. Kami bercerita tentang perjalanan kami dengan antusias dan bangga. Kami juga menunjukkan foto-foto dan video-video yang kami ambil selama perjalanan.

Kami tidur di kasur kami yang empuk dan nyaman. Kami bermimpi tentang gunung Kerinci yang tinggi dan megah. Kami merasa puas dan bersyukur atas perjalanan ini.

Akhir Kata

Demikianlah blog saya tentang perjalanan ke gunung Kerinci. Saya harap blog ini bisa menginspirasi dan memberi informasi bagi Anda yang ingin ke sana. Saya juga harap blog ini bisa menghibur dan menyenangkan bagi Anda yang membacanya.

Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada teman-teman saya, Rian, Dita, dan Fajar, yang telah menemani saya selama perjalanan ini. Saya juga ingin mengucapkan terima kasih kepada Pak Udin yang telah membimbing kami selama mendaki gunung Kerinci. Saya juga ingin mengucapkan terima kasih kepada pemilik homestay yang telah menjamu kami dengan baik.

Saya juga ingin mengucapkan terima kasih kepada Anda yang telah membaca blog ini sampai habis. Saya harap Anda menyukai blog ini dan memberikan komentar atau saran untuk blog saya selanjutnya.

Sekian dari saya, sampai jumpa di blog berikutnya!

Kamis, 22 Juni 2023

Air Terjun Telun Berasap: Keindahan yang Tersembunyi di Taman Nasional Kerinci Seblat

 Halo, teman-teman pembaca blog saya! Kali ini saya ingin berbagi pengalaman saya mengunjungi salah satu destinasi wisata alam yang menakjubkan di Provinsi Jambi, yaitu air terjun telun berasap. Air terjun ini terletak di Desa Telun Berasap, Kecamatan Kayu Aro, Kabupaten Kerinci1. Air terjun ini merupakan salah satu dari banyak air terjun yang ada di kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat2, yang merupakan taman nasional terbesar di Sumatera dan habitat berbagai flora dan fauna langka.

Air terjun telun berasap memiliki ketinggian sekitar 50 meter2 dan debit air yang sangat besar. Sumber airnya berasal dari sungai-sungai yang mengalir dari bibir Danau Gunung Tujuh2, yang merupakan danau tertinggi di Asia Tenggara. Air terjun ini dinamakan telun berasap karena selalu diselimuti kabut air yang seolah-olah menyerupai asap putih, akibat derasnya air yang terhempas ke batu dan menguap23. Keunikan lain dari air terjun ini adalah adanya sebuah goa yang cukup luas di balik air terjun tersebut. Namun, belum ada orang yang berhasil menyelusuri goa tersebut secara menyeluruh karena derasnya aliran air2.

Untuk sampai ke lokasi air terjun telun berasap, saya harus menempuh perjalanan darat dari Kota Jambi ke Sungai Penuh dengan jarak sekitar 500 km dan waktu tempuh sekitar 10 jam3. Setelah sampai di Sungai Penuh, saya melanjutkan perjalanan ke Desa Telun Berasap dengan menggunakan kendaraan roda dua. Jalan menuju desa ini cukup berliku dan menanjak, namun pemandangannya sangat indah. Saya bisa melihat hamparan sawah hijau, perbukitan, dan pegunungan yang menjulang tinggi.

Setelah sampai di desa, saya harus berjalan kaki menyusuri jalan tangga semen yang menurun sekitar 300 meter3 untuk mencapai pintu masuk kawasan objek wisata. Di sana saya membayar tiket masuk sebesar Rp 5.000 per orang. Kemudian saya melanjutkan berjalan kaki melewati jembatan kayu dan jalan setapak yang berkelok-kelok di antara pepohonan rindang. Suara gemuruh air terjun sudah mulai terdengar semakin keras.

Sesampainya di dekat air terjun, saya langsung terpesona dengan keindahan dan keeksotisan air terjun telun berasap. Airnya berwarna biru kehijauan dan jatuh dengan sangat deras membentuk busa putih di dasarnya. Kabut air yang menyelimuti air terjun membuat suasana menjadi sejuk dan mistis. Sinar matahari yang menyinari air terjun menciptakan pelangi yang cantik di atasnya3. Saya merasa seperti berada di surga.

Saya tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk mandi dan bermain air di bawah air terjun. Airnya sangat segar dan bersih. Saya juga mencoba mendekati goa di balik air terjun, namun saya tidak bisa masuk karena tekanan airnya sangat kuat. Saya hanya bisa melihat-lihat dari luar. Saya mendengar bahwa goa tersebut memiliki panjang sekitar 100 meter dan lebar sekitar 10 meter4. Saya penasaran dengan apa yang ada di dalamnya.

Setelah puas menikmati air terjun, saya kembali ke atas untuk beristirahat di salah satu pondok yang ada di sekitar air terjun. Di sana saya bisa menikmati pemandangan air terjun dari ketinggian yang berbeda. Saya juga bisa melihat hamparan hutan dan pegunungan yang mengelilingi air terjun. Udara di sini sangat segar dan sejuk. Saya merasa tenang dan damai.

Air terjun telun berasap adalah salah satu destinasi wisata alam yang sangat direkomendasikan bagi kalian yang suka petualangan dan keindahan alam. Air terjun ini menawarkan sensasi yang berbeda dari air terjun lainnya. Saya sangat puas dengan kunjungan saya ke sini. Saya berharap bisa kembali lagi ke sini suatu hari nanti.


Semoga blog ini bermanfaat dan menginspirasi kalian untuk mengunjungi air terjun telun berasap

Kebun Teh Kayu Aro: Perkebunan Teh Tertinggi Kedua di Dunia

 Halo, sahabat pembaca. Kali ini saya ingin berbagi pengalaman saya mengunjungi salah satu tempat wisata yang menarik di Jambi. Tempat wisata ini adalah Kebun Teh Kayu Aro, perkebunan teh tertua di Indonesia yang juga merupakan perkebunan teh tertinggi kedua di dunia setelah Darjeeling Tea Plantation di India. Penasaran seperti apa keindahan dan sejarah kebun teh ini? Yuk, simak ulasan saya berikut ini.

Lokasi dan Sejarah Kebun Teh Kayu Aro

Kebun teh kayu aro terletak di kaki Gunung Kerinci, tepatnya di kecamatan Kayu Aro, Kerinci, provinsi Jambi. Jaraknya sekitar 43 kilometer dari Kota Sungai Penuh, ibukota Kabupaten Kerinci. Untuk mencapai kebun teh ini, kita bisa menggunakan kendaraan pribadi atau transportasi umum yang tersedia di daerah setempat.

Kebun teh ini memiliki luas sekitar 2.500 hektar dan berada diketinggian 1.600 mdpl. Karena letaknya yang tinggi, udara di sini sangat sejuk dan segar. Kita bisa melihat hamparan pohon teh yang hijau dan rimbun, serta pemandangan Gunung Kerinci yang megah.

Kebun teh ini merupakan kebun teh tertua di Indonesia, yang sudah ada semenjak masa penjajahan kolonial Belanda. Kebun teh ini dibangun oleh pemerintah kolonial Belanda pada sekitar tahun 1925 hingga tahun 1928 bersamaan dengan pabriknya. Lahan yang dulunya berupa hutan, diubah menjadi sebuah perkebunan yang mulanya ditanami kopi. Namun karena hasil yang kurang memuaskan, Belanda pun akhirnya menanami kebun ini dengan tanaman teh.

Kala itu, banyak pekerja dari Jawa yang didatangkan Belanda dalam pembukaan lahan hutan. Mereka dipekerjakan secara paksa, dan banyak yang menjadi korban atas kekejaman Belanda. Hal ini pula menjadi sebab banyaknya keturunan orang Jawa yang hingga kini menetap di Kerinci.

Setelah Indonesia merdeka, perkebunan ini pun beberapa kali mengalami perubahan status dan juga manajemen. Akhirnya pada tahun 1974, kebun teh ini secara resmi dinauingi oleh PT. Perkebunan VIII. Namun pada tahun 1996 perusahaan ini dikonsolidasi dengan beberapa perusahaan yang ada di Sumatera Barat dan Jambi dan berubah menjadi PT. Perkebunan Nusantara VI. Berselang dua tahun, Perkebunan teh Kayu Aro dibuka secara resmi sebagai sebuah destinasi wisata.

Produksi dan Wisata Kebun Teh Kayu Aro

Kebun teh kayu aro memproduksi teh hitam yang disebut menjadi salah satu teh terbaik di dunia. Perkebunan Teh Kayu Aro menghasilkan kurang lebih 5.500 ton teh hitam yang diekspor ke berbagai negara. Teh hitam ini memiliki aroma dan rasa yang khas dan berkualitas.

Selain sebagai tempat produksi teh, kebun teh ini juga menjadi tempat wisata yang menarik bagi para pengunjung. Kita bisa menikmati keindahan alam yang luar biasa di sini, dengan berjalan-jalan di antara pohon-pohon teh atau berfoto-foto dengan latar belakang Gunung Kerinci.

Kita juga bisa turut memetik daun teh langsung di kebun ini, dengan membayar tiket masuk sebesar Rp 10.000 per orang. Kita akan diberikan keranjang dan gunting untuk memetik daun teh sesuai dengan petunjuk yang diberikan oleh petugas. Setelah itu, kita bisa membawa pulang daun teh yang sudah dipetik sebagai oleh-oleh.

Selain itu, kita juga bisa mengunjungi pabrik teh yang ada di kebun ini, untuk melihat proses pengolahan daun teh menjadi teh hitam yang siap dikemas dan dijual. Kita bisa melihat mesin-mesin yang digunakan untuk mengeringkan, menggiling, dan menyortir daun teh. Kita juga bisa mencicipi teh hitam yang dihasilkan oleh pabrik ini, dengan membayar Rp 5.000 per cangkir.

Tips dan Saran Mengunjungi Kebun Teh Kayu Aro

Bagi Anda yang tertarik untuk mengunjungi kebun teh kayu aro, berikut adalah beberapa tips dan saran yang bisa saya berikan:

  • Sebaiknya datang pada pagi atau sore hari, ketika udara masih sejuk dan sinar matahari tidak terlalu terik. Anda juga bisa menikmati pemandangan sunrise atau sunset di sini.
  • Bawalah jaket atau sweater, karena udara di sini bisa sangat dingin, terutama pada malam hari. Suhu di sini bisa mencapai 10 derajat celcius atau bahkan lebih rendah.
  • Jangan lupa membawa kamera atau handphone untuk mengabadikan momen-momen indah Anda di sini. Anda bisa berfoto-foto dengan berbagai pose dan sudut pandang yang menarik.
  • Jaga kebersihan dan kelestarian lingkungan di sini. Jangan buang sampah sembarangan atau merusak tanaman yang ada di sini. Hormati para pekerja dan petani yang bekerja di sini.
  • Nikmati setiap detik yang Anda habiskan di sini. Rasakan kesegaran udara, keindahan alam, dan kelezatan teh yang ada di sini. Anda pasti akan merasa rileks dan bahagia.

Kamis, 20 September 2012

Trip to Jogja Day 6 : Perjalanan pulang

Sudah hari keenam aja di jogja ( sabtu, 7 Juli 2012)

      Akhirnya pagi juga tak terasa waktu begitu cepat, tiba-tiba kita telah di ujung acara. Foto dibawah ini diambil dari kosan gusti, saya keluar dan mencoba berfoto-foto untuk mengabadikan momen spesial ini. Check it out..
 
Pagi yang cerah menjadi saksi perjalanan terakhir di jogja

Trip to Jogja Day 5 : Bertemu teman semasa SMA; Genzo guzty

Perjalanan Hari ke-5 (jum'at,  6 Juli 2012 )

      Hari yang sudah ditunggu-tunggu karena hari itu yang ditunggu-tunggu karena saya ada janji dengan sahabat Sma dulu, yaitu Gustiwanto atau sering dipanggil Genzo guzty, tapi dia juga sering menyebut Monkey D Guzty. Dia seorang sosok yang penuh semangat dan mempunyai tujuan yang jelas, aku sendiri sampai terinspirasi dengan semangatnya yang membara didalam dadanya itu. Tujuan dia yang sangat dia perjuangkan adalah untuk bisa magang pergi ke jepang. Mungkin bagi sebagian orang mempunyai mimpi seperti itu adalah sangat ridiculus (konyol) tetapi itu lah yang membuat dia berbeda dengan teman yang lain, disaat semua meremehkan nya dia terus giat untuk menggapai impiannya tersebut. 
    

Rabu, 19 September 2012

Trip to Jogja day 4 : Kaliurang and Parangtritis Beach

Balik lagi ke cerita perjalanan di jogja hari ke-4 ( kamis, 5 juli 2012 )

     Secara administratif Kawasan Wisata Kaliurang masuk dalam kawasan Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Kawasan Wisata Kaliurang yang hanya berjarak sekitar 28 km arah Utara Kota Yogyakarta mudah untuk dicapai baik menggunakan kendaraan pribadi maupun angkutan umum. Kami memulai perjalanan ke kali urang jam 08.19 dengan bis yang sama yang kami tumpangi saat ke candi borobudur. Meski lelah karena telah seharian jalan-jalan ke candi borobudur, pagi harus ke kali urang lagi, tapi teman-teman yang lain masih kelihatan semangat, mungkin kami semua tidak mau melewatkan kesempatan berharga selama berada di jogja. Simak kelanjutan ceritanya...

Trip to Jogja Day 3: Borobudur Temple

Hari ke tiga perjalanan di jogja.

     Setelah Perjalanan kemarin yang melelahkan akhirnya tiba juga pagi untuk pergi ke Candi Borobudur. Setelah semua perlengkapan selesai akhirnya kami berangkat dari penginapan sekitar jam 08.24 waktu setempat. 

Foto Andzar dengan Ismadi lagi nunggu teman yang lain dandan dulu


Kamis, 12 Juli 2012

Trip to Jogja Day 2 : Selamat Datang di Kota Yogyakarta

     Perjalanan Hari kedua dimulai dari stasiun lempuyangan ke penginapan. Dari stasiun lempuyangan menuju penginapan kami menyewa mobil bus dengan biaya Rp 5000 per orangnya. Hari kedua ini kami habiskan waktu di penginapan karena tujuan perjalanan yang mau di tuju belum jelas dan kondisi badan juga terasa letih untuk melanjutkan perjalanan. Beberapa teman sesampainya di penginapan menyelesaikan urusan administrasi dan setelah selesai kami berbagi kamar, 1 kamar diisi 5 orang dengan fasilitas 2 bed dan 1 kamar mandi dan ruangan non ac, per malam kami membayar

Trip to Jogja Day 1


      Setelah masa ujian semster lewat, saatnya liburan panjang datang. Sebelumnya dipost Monday, july 2 2012 saya telah sedikit menceritakan mau jalan-jalan kemana. Ya, perjalanan kali ini saya dan teman-teman akan pergi ke yogyakarta. Akhirnya sore itu datang juga, tepatnya minggu sore tanggal 2 juli 2012. Perjalan saya mulai dengan teman-teman dengan berkumpul dahulu di kosan saya bagi teman yang laki-laki dan teman perempuan  menunggu dikampus. Perjalanan ke jogja kami menggunakan kereta ekonomi Progo yang akan kami naiki jam 20.30 di stasiun Pasar Senen.