Antara Pusing dan Belajar
Posted by Nopriadi on September 21, 2012 with No comments
Judulnya saja udah bikin pusing, apa lagi hubungan antara pusing dan belajar? Atau mungkin ada yang berfikir mungkin lagi ngerjain soal-soal fisika yang rumitnya setingkat dewa atau soal matematika yang sampai berakar-akar. Tapi pusing yang saya alami ini lebih kepada pusing karena terlalu banyak mikirin orang, bukannya sok atau gimana tapi lebih kepada tanggung jawab yang harus saya emban karena menjadi PJ(read=Penanggung Jawab) kelas dibeberapa matakuliah dan semester in saya juga bertugas sebagai asisten dosen dalam praktikum KimiaFisika.
Bagi sebagian orang mungkin kegiatan ini biasa dilakukan dan tak menganggap hal itu serumit pemikiran saya ini. Mungkin disinilah letak kekurangan saya yang belum berpengalaman bekerja
dengan orang lain dan menjadi orang yang pasif dalam berkomunikasi sehingga dalam kegiatan yang berhubungan dengan orang banyak saya belum bisa meng-handle-nya. Beda halnya dengan seorang yang profesional, mereka mempunya pemikiran yang lebih dan mempunyai mental yang lebih komunikatif. Jadi dalam ini pintar juga tak selamanya selalu bisa mengerjakan segala sesuatunya secara mulus-mulus saja. Pintar yang tidak di imbangi dengan kemampuan komunikasi yang kurang baik akan susah juga bila dihadapkan dengan orang banyak, biasanya mereka cenderung diam saja.
Kasus yang saya alami ini lebih kepada kurang mampunya saya berkomunikasi dengan baik. Saya memiliki mental yang agak lemah sehingga mendorong saya untuk cenderung diam saja. Mungkin kalau tidak ada sesuatu yang mendesak saja saya tak berani berbicara dengan dosen. Hal ini membuat saya frustasi sehingga menyebabkan berbagai kesalahan dan membuat pusing sendiri. Saat ini yang saya pikirkan mungkin benar tetapi karna saya tidak bisa menyampaikannya kepada orang lain hal ini menjadi tidak benar.
APM, yaa APM yang sempat saya bahas juga dalam postingan sebelumnya, bahwa dalam perkuliahan APM ini peraturannya ketat. Tak disangka-sangka saya dijadikan seorang PJ untuk APM dikelas 3G itu. Saya juga kurang mengerti kenapa saya dipilih, apkah mereka melihat yang mereka kenal hanyalah saya, karena saya menjadi asdos mereka dalam praktikum kimia fisika atau memang mereka hanya cuap-cuap saja. Tapi saya yakin bahwa dibalik hal ini ada pelajaran yang harus saya ambil, yaitu saya harus bisa bertanggungjawab dengan apa yang saya dapat dan belajar untuk menjadi manusia yang lebih komunikatif sehingga dengan begitu saya bisa menyampaikan ide-ide yang muncul dari diri saya.
Dan pada pada puncaknya saya diberikan tugas oleh bapak Hilal Ramdhan untuk membagi mahasiswa dalam satu kelas itu menjadi 14 kelompok yang akan mengerjakan materi presentasi. Masalahn ya disini ada di saat pembagian kelompok dan pembagian materi. Ternya jumlah orang dalam satu kelompok yang saya omongin itu 4 orang ternyata kelompok yang terbentuk kurang dari 14 sehingga hal ini menyulitkan saya dalam membagi materi presentasinya, sehingga saya putuskan untuk membuat sms jarkoman untuk merubah kelompoknya menjadi 3 orang dan membagikan materi dengan cara mencabut lot secara acak. Pas saya tungguin malah ada sebagian orang yang tidak peduli dengan sms itu, saat itu yang saya rasakan adalah rasa kesal. Pada akhirnya saat saya ke kantin bertemu dengan Ety, dia merupakan salah satu mahasiswi yang mengambil APM bareng dengan saya. Akhirnya dia yang membantu menyelesaikan masalah ini. Dia menyuruh saya untuk memajang nama kelompok yang mengikuti APM ke mading agar mahasiswa lain yang melihat segera membuat kelompok. Ternyata penyelesainnya sederhana tetapi kalu kita tidak mempunyai pengalaman yang lebih hal seperti ini pun dapat menyulitkan kita.
Akhirnya dari kepusingan ini saya dapt mengambil hikmah yang besar. Saya harus bisa, kenapa yang lain bisa saya gak?
Saya juga berusaha untuk melakukan komunikasi efektif kepada orang lain agar apa yang saya sampaikan bisa sampai kepada orang lain.
Saya juga akan membentuk mental yang kuat, karena kita adalah sama.
Akhirnya dari kepusingan ini saya belajar untuk mengintrospeksi diri menjadi lebih baik.
Categories: Obrolan
0 comments:
Posting Komentar